Fakultas
A. Kondisi Eksternal
Bagian ini menjelaskan kondisi eksternal program studi yang diakreditasi, yang terdiri atas lingkungan makro dan lingkungan mikro di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Lingkungan makro mencakup aspek politik, ekonomi, kebijakan, sosial, budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lingkungan mikro mencakup aspek pesaing, pengguna lulusan, sumber calon mahasiswa, sumber calon dosen, sumber tenaga kependidikan, e-learning, pendidikan jarak jauh, Open Course Ware, kebutuhan dunia usaha/industri dan masyarakat, mitra, dan aliansi. UPPS perlu menganalisis aspek-aspek dalam lingkungan makro dan lingkungan mikro yang relevan dan dapat mempengaruhi eksistensi dan pengembangan UPPS dan program studi. UPPS harus mampu merumuskan strategi pengembangan program studi yang berkesesuaian untuk menghasilkan program-program pengembangan alternatif yang tepat, yang dijabarkan lebih rinci pada Bagian Kedua huruf D.
Sulawesi Utara (disingkat Sulut) adalah salah satu provinsi yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dengan ibu kota terletak di kota Manado. Sulawesi Utara atau Sulut berbatasan dengan Laut Maluku dan Samudera Pasifik di sebelah timur, Laut Maluku dan Teluk Tomini di sebelah selatan, Laut Sulawesi dan provinsi Gorontalo di sebelah barat, dan provinsi Davao del Sur (Filipina) di sebelah utara. Penduduk Sulawesi Utara pada tahun 2019 berjumlah 2.506.981 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di kota Manado sebanyak 433,64 ribu jiwa (17 persen), diikuti Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Bolaang Mongondow, masing-masing 341,18 ribu jiwa dan 247,81 ribu jiwa. Dari 15 Kabupaten/Kota, 11 di antaranya memiliki tingkat kepadatan penduduk kurang daridari 500 jiwa/km2. Sementara itu, Kota Manado dan Kota Kotamobagu menjadi daerah terpadat dengan tingkat kepadatan mencapai masingmasing 2.757 jiwa/km2 dan 1.179 jiwa/km2. Untuk mengukur proporsi anakyang bersekolah tepat pada waktunya dapat dilihat dengan indikator Angka Partisipasi Murni (APM). APM menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai dengan usia pada jenjang pendidikannya. APM Sulawesi Utara tahun 2019 untuk jenjang SD/MI,SMP/MTs dan SMA/SMK/MA masing-masing sebesar 94,97%; 74,30%; 62,98%. Dari angka tersebut jumlah lulusan SMA/SMK yang melanjutkan ke perguruan tinggi di kota Manado diperkirakan hanya setengahnya dan rata-rata dari golongan keluarga yang memiliki ekonomi menengah ke bawah. Kecenderungan ini di pengaruhi oleh budaya “gengsi” yang tumbuh dalam masyarakat urban di Manado. Adapun perguruan tinggi di Sulawesi Utara yang menyelenggarakan program studi di bidang komputer berjumlah 10 PTS dan 3 PTN, dimana jumlah mahasiswa terbanyak masih di dominasi prodi-prodi pada PTN. Penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 1,71 juta orang,dan usia non produktif sebanyak793,23 ribu orang menjadikan angka dependency ratio atau rasio ketergantungan menjadi 46,29, yang artinya dalam 100 orang usia produktif menanggung 46 orang usia nonproduktif. Nilai ini menunjukkan di Sulawesi Utara 1 orang usia nonproduktif ditanggung oleh setidaknya 2 orang usia produktif. Pekerja di Sulawesi Utara didominasi oleh lulusan SMA sederajat, yakni mencapai 35,38 persen, dan persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja yang tamat SMA sebesar 65,13 persen. Sedangkan untuk pekerja lulusan perguruan tinggi mencapai 15,44 persen dan persentase angkatan kerja terhadap penduduk |
6 | P a g e
usia kerja yang tamat perguruan tinggi sebesar 83,23 persen.1 Dunia pendidikan bumi Nyiur Melambai masih membutuhkan sentuhan. Di level perguruan tinggi, baru dua institusi yang mewarnai ‘panggung’ klasterisasi Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2019. Adalah Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) dan Politeknik Negeri Manado. Hal itu merujuk siaran pers Nomor: 147/SP/ HM/BKKP/VIII/2019. Pada klasterisasi perguruan tinggi Indonesia tahun 2019 yang dikeluarkan Kemenristekdikti, Unsrat berada di Klaster 2 PT Non-Vokasi. Ada sekira 2.141 PT di bawah Kemenristekdikti. Untuk Klaster 1 terdapat 13 PT, Klaster 2 berjumlah 70, Klaster 3 berjumlah 338, Klaster 4 berjumlah 955 dan Klaster 5 berjumlah 765. Sementara untuk Politeknik Manado, berada di Klaster 3 untuk kategori perguruan tinggi vokasi. Urutan klaster dimulai pada klaster 2. Itu dilakukan dengan mempertimbangkan capaian atau skor tertinggi yang diperoleh oleh perguruan tinggi vokasi. Pada kategori perguruan tinggi vokasi terdapat sekira 1.128 PT. Untuk Klaster 2 berjumlah 5, Klaster 3 berjumlah 62, Klaster 4 berjumlah 545 dan Klaster 5 berjumlah 516. Potret pendidikan tinggi di Sulut masih mengkhawatirkan. Langkah sinergitas semua komponen masyarakat, pemerintah daerah serta perguruan tinggi, harus lebih diperkuat. “Itu penting karena melalui lembaga perguruan tinggi, akan mencetak tenaga-tenaga professional yang siap untuk tampil di dunia kerja. Saya kira ini harus menjadi perhatian kita bersama,” tandas Larry Supit, pemerhati pendidikan Sulut, Minggu (18/8). Sebagai universitas terbaik di Sulut, kemajuan Unsrat sudah sangat terlihat. Namun, dukungan dari masyarakat, pemerintah daerah juga pemerintah pusat masih sangat dibutuhkan guna pengembangan kampus ini. “Iya, harus lebih maksimal. Kan, kita tidak hanya punya Unsrat, ada juga Unima (Universitas Negeri Manado) dan sejumlah perguruan tinggi swasta lainnya. Saya berharap, pemerintah daerah saat ini harus all out mensuport keberadaan kampus-kampus itu,” kuncinya. |